Mengantuk setelah makan merupakan hal alami, ini masih merupakan kondisi normal yang dipicu oleh
makanan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama,
adanya aktivasi sistem saraf tertentu (parasimpatik) karena adanya
makanan pada saluran pencernaan yang menyebabkan tubuh berada pada
kondisi energi yang rendah. Yang kedua, yaitu adanya perubahan hormonal
dan kimiawi dalam tubuh yang berhubungan dengan proses pemecahan makanan
menjadi glukosa dan beredar dalam darah.
Mari kita mulai dari yang pertama.
Tubuh memberikan respon terhadap adanya makanan di lambung dan usus dengan mengaktifkan sistem saraf tertentu (parasimpatik) yang berfungsi untuk kegiatan ini. Naiknya aktivitas sistem saraf ini dibarengi dengan penurunan sistem saraf lainnya (simpatik) yang berfungsi untuk kegiatan aktif, mendorong tubuh berada pada suatu kondisi rendah energi dan mengarah ke proses istirahat. Semakin banyak kita makan, semakin tinggi pergeseran kenaikan saraf parasimpatik, sehingga menyebabkan semakin mengantuk.
Yang kedua, erat kaitannya dengan proses hormonal dan kimiawi dalam tubuh.
Ketika makanan dengan indeks glikemik yang tinggi (menyebabkan kenaikan kadar gula darah secara cepat, misalnya gula, kue, roti) kita konsumsi, glukosa akan diserap secara cepat dari saluran pencernaan kemudian dialirkan ke peredaran darah, yang akhirnya akan menyebabkan kenaikan insulin, yang berusaha mempertahankan gula darah pada batas normal. Insulin ini menstimulasi pengambilan asam-asam amino tertentu ke dalam otot, kecuali asam amino jenis triptofan. Triptofan ini nantinya akan digunakan oleh otak dan diubah menjadi serotonin, dan nantinya melatonin. Kenaikan serotonin dan melatonin inilah yang akan menyebabkan rasa kantuk.
Sehingga, pada intinya semua berkaitan dengan seberapa banyak kita makan dan apa saja yang kita makan.
Lantas, apa saja yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala ini? Solusinya sederhana, tapi sering kita lupakan.
Tubuh memberikan respon terhadap adanya makanan di lambung dan usus dengan mengaktifkan sistem saraf tertentu (parasimpatik) yang berfungsi untuk kegiatan ini. Naiknya aktivitas sistem saraf ini dibarengi dengan penurunan sistem saraf lainnya (simpatik) yang berfungsi untuk kegiatan aktif, mendorong tubuh berada pada suatu kondisi rendah energi dan mengarah ke proses istirahat. Semakin banyak kita makan, semakin tinggi pergeseran kenaikan saraf parasimpatik, sehingga menyebabkan semakin mengantuk.
Yang kedua, erat kaitannya dengan proses hormonal dan kimiawi dalam tubuh.
Ketika makanan dengan indeks glikemik yang tinggi (menyebabkan kenaikan kadar gula darah secara cepat, misalnya gula, kue, roti) kita konsumsi, glukosa akan diserap secara cepat dari saluran pencernaan kemudian dialirkan ke peredaran darah, yang akhirnya akan menyebabkan kenaikan insulin, yang berusaha mempertahankan gula darah pada batas normal. Insulin ini menstimulasi pengambilan asam-asam amino tertentu ke dalam otot, kecuali asam amino jenis triptofan. Triptofan ini nantinya akan digunakan oleh otak dan diubah menjadi serotonin, dan nantinya melatonin. Kenaikan serotonin dan melatonin inilah yang akan menyebabkan rasa kantuk.
Sehingga, pada intinya semua berkaitan dengan seberapa banyak kita makan dan apa saja yang kita makan.
Lantas, apa saja yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala ini? Solusinya sederhana, tapi sering kita lupakan.
- Makan dengan porsi zat gizi yang seimbang: tidak perlu karbohidrat yang berlebih.
- Usahakan makan dalam porsi kecil tapi sering, hindari makan sekaligus dalam porsi besar.
- Kurangi makan dengan kandungan indeks glikemik yang tinggi.
- Jangan lupa untuk berolahraga teratur.
Sumber :
Yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar